Bangunan Tahura Carita Terbengkalai, DLHK Banten Dinilai Gagal Kelola Warisan Alam Curug Gendang
Gedung lingkungan tahura carita pandeglang
RILISNUSA - Pandeglang,Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Carita yang kini berada di bawah pengelolaan Balai DLHK Provinsi Banten, tampak semakin memprihatinkan. Bangunan yang dulu menjadi fasilitas wisata dan konservasi kini terbengkalai, rusak, bahkan sebagian nyaris roboh. Ironisnya, perubahan nama dari Curug Gendang menjadi Curug Putri seolah hanya menutupi fakta pahit bahwa kawasan ini kini mati suri.
Pantauan di lokasi memperlihatkan sejumlah bangunan di kawasan Tahura Carita tidak terawat. Dinding mengelupas, atap bocor, serta fasilitas umum rusak parah. Tak ada aktivitas berarti, bahkan kantor pengelola pun tampak kosong tanpa petugas.
“Bangunannya banyak yang rusak, nggak keurus. Sayang banget, dulu tempat ini ramai wisatawan, sekarang sepi,” ungkap salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya, dengan nada kecewa.
Kawasan yang dulunya dikelola oleh Perhutani ini pernah menjadi ikon wisata alam Pandeglang. Namun sejak beralih ke pengelolaan DLHK Provinsi Banten, kondisi justru semakin memburuk. Masyarakat menilai, DLHK Banten hanya pandai berjanji dan beralibi soal pelestarian, tapi tidak pernah menunjukkan bukti nyata di lapangan.
“Kalau mereka (DLHK) benar-benar serius melestarikan, seharusnya bangunan tidak dibiarkan rusak seperti ini. Jangan cuma bicara konservasi, tapi faktanya nol tindakan,” kata seorang tokoh masyarakat Carita dengan nada tegas.
Kritik keras pun menyeruak. Publik menuntut DLHK Provinsi Banten bertanggung jawab secara terbuka terhadap kondisi Tahura Carita saat ini. Sebab, kawasan ini bukan sekadar ruang hijau, melainkan aset sejarah dan identitas masyarakat Pandeglang yang kini terancam hilang akibat kelalaian pengelolaan.
Sudah saatnya DLHK berhenti bersembunyi di balik alasan “pelestarian dan rehabilitasi bertahap” yang tak pernah terealisasi. Pemerintah Provinsi Banten dituntut untuk turun langsung, memeriksa, dan menindak tegas siapa pun yang lalai menjalankan tugas pengelolaan.
Masyarakat Pandeglang menunggu bukti nyata, bukan lagi janji dan retorika. Jika tidak, maka Tahura Carita — warisan alam yang dulu membanggakan Banten — hanya akan tinggal nama di atas puing-puing bangunan yang dibiarkan hancur perlahan.**
Tim Jurnalis

.jpg)