TRENDING


 

Guru Madrasah Desak Pemerintah Segera Naikkan Status dan Kesejahteraan, Siap Bermalam di Patung Kuda Jika Tak Ada Kepastian

Ketua Umum PB PMNI

Jakarta,menararakyat.id — Ribuan guru madrasah yang tergabung dalam Pengurus Besar Punggaway Madrasah Nasional Indonesia (PB PMNI) menggelar aksi damai di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2025). Mereka menuntut perhatian serius pemerintah terhadap nasib dan kesejahteraan guru madrasah yang selama ini dinilai belum setara dengan guru sekolah umum.

, Hari Purnama, menegaskan bahwa perjuangan para guru madrasah ini bukan hal baru. Sudah puluhan tahun komunitas guru madrasah memperjuangkan kesejahteraan dan status hukum mereka, namun hingga kini belum ada perubahan signifikan.

“Komunitas guru madrasah ini jumlahnya jauh lebih banyak yang honorer dibandingkan yang negeri. Dan kondisi ini masih bertahan sampai sekarang. Kami tidak melihat ada upaya nyata untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” tegas Hari di hadapan massa aksi.

Ia menuturkan bahwa pihaknya telah berulang kali melakukan langkah strategis, termasuk berdialog dengan DPR RI, Komisi VIII, Komisi X, serta Badan Legislasi DPR. Namun, karena belum juga ada hasil konkret, aksi besar di Patung Kuda ini disebut sebagai “langkah terakhir.”

“Kami membawa puluhan ribu guru madrasah ke sini dengan satu suara: Presiden Prabowo segera sejahterakan guru-guru madrasah. Perlakukan mereka seperti guru lainnya. Kalau pemerintah berani mengangkat mereka menjadi ASN atau PPPK, itu kabar gembira yang ditunggu semua,” tambahnya.

Hari juga menegaskan bahwa aksi tersebut bukan untuk menentang pemerintah, melainkan untuk meminta komitmen politik Presiden Prabowo Subianto dalam menyejahterakan guru madrasah.

Namun, Presiden Prabowo tidak dapat menemui para perwakilan karena tengah melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan dalam rangka KTT APEC.

Menanggapi hal itu, Wakil Menteri yang hadir di lokasi menyampaikan apresiasi dan menegaskan bahwa seluruh aspirasi para guru madrasah akan diteruskan kepada Presiden. 

“Bukan berarti Presiden tidak mau menemui, tetapi beliau sedang menjalankan agenda resmi ke Korea Selatan. Aspirasi teman-teman guru madrasah akan kami sampaikan langsung kepada beliau,” ujarnya.

Wamen juga menegaskan bahwa komitmen Presiden terhadap dunia pendidikan sangat tinggi. Sejumlah program seperti Sekolah Rakyat, Sekolah Garuda, hingga renovasi sekolah telah dijalankan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

“Presiden berkomitmen tidak boleh ada anak Indonesia yang tidak sekolah — baik di sekolah umum maupun madrasah. Tapi kami juga memahami aspirasi guru madrasah yang merasa belum mendapat perlakuan setara. Aspirasi ini akan kami bawa dan bahas bersama lintas kementerian, termasuk Kementerian Agama,” ujarnya.

Menurutnya, permasalahan pengangkatan guru madrasah menjadi ASN atau PPPK cukup kompleks karena melibatkan banyak aspek, seperti kebutuhan tenaga pengajar, keterbatasan fiskal daerah, dan kuota yang masih terbatas.

“Kebijakan ini berjalan bertahap, sama seperti tenaga kesehatan. Jadi memang belum bisa diselesaikan sekaligus. Tapi aspirasi ini kami catat dan akan diteruskan ke Presiden,” tambahnya.

Hari Purnama menegaskan bahwa keputusan apakah massa akan membubarkan diri atau bertahan di lokasi akan bergantung pada hasil pertemuan dengan pemerintah dan adanya sinyal positif dari Istana.

“Kalau Presiden menunjukkan komitmen yang jelas, kami siap membubarkan diri dengan damai. Tapi kalau tidak ada kepastian, kami siap bermalam di sini sampai ada kabar baik untuk guru madrasah,” tandasnya.**


Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image